KILASBANGGAI.COM LUWUK- Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai hingga kini belum memberikan bukti keseriusan membangun sektor pariwisata. Padahal, pembangunan pariwisata merupakan salah satu dari delapan misi pembangunan daerah di era kepemimpinan Amurudin Tamoreka dan Furqanudin Masulili.
Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai tahun 2024, disebutkan pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan Daerah adalah salah satu dari 9 isu srategis daerah yang akan menjadi sasaran kebijakan pembangunan. Sayangnya, Pembangunan Pariwisata hanya menjadi bumbu-bumbu dalam dokumen perencanaan.
Salah satu destinasi wisata unggulan yang digenjot pemerintah daerah Kabupaten Banggai dalam tiga tahun terakhir adalah Destinasi Wisata Air Panas yang ada di Des Pulo Dalagan, Kecamata Nuhon. Mungkin, ini adalah satu satunya destinasi air panas yang ada di Kabupaten Banggai.
Pemerintah daerah menggelontorkan anggaran ke destinasi ini secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai hanya menggelontorkan anggaran sebesar Rp206 juta lebih untuk dua kegiatan, yakni pembuatan kamar ganti pengunjung sebesar Rp18 juta lebih dan pembuatan gazebo senilai Rp187 juta lebih.
Pada tahun anggaran 2022, pemerintahan Amirudin Tamoreka dan Furqanudin Masulili malah tidak menggelontorkan anggaran sama sekali ke destinasi unggulan ini. Anggaran baru digelontorkan pada tahun 2023 senilai Rp384 juta yang terbagi untuk dua kegiatan, yakni pembuatan bak penampungan air panas sebesar Rp190 juta dan pembuatan jalan setapak senilai Rp194 juta.
Pada tahun anggaran 2024, pemerintah daerah Kabupaten Banggai kembali menggelontorkan anggaran sebesar Rp281 juta untuk dua kegiatan, yakni pembangunan tanggul senilai Rp164 juta lebih, serta pembangunan instalasi dan bak air senilai Rp117.
Hingga saat ini sarana dan prasarana di destinasi wiasata permandian air panas Pulo Dalagan belum rampung. Masih terdapat berbagai kekurangan disana sini. Bahkan, bak penampungan air panas yang dibangun pemerintah tidak berfungsi.
Pasalnya, air panas dari sumber mata air tidak dapat mengalir masuk ke dalam bak penampungan, karena posisi bak lebih tinggi daripada sumber mata air panas yang ada. Pengelola permandian terpaksa menggunakan pompa air, untuk menyedot air panas dari sumber mata air ke dalam bak penampungan.
“Bagaimana bikin perencanaan tidak tanya-tanya dulu ke warga disini. Akhirnya bak lebih tinggi dari sumber air. Bagaimana air bisa mengalir,” kata Ketua BPD Pulo Dalagan, Kecamatan Nuhon, Suleman, saat wartawan berkunjung ke destinasi ini, Kamis (12/9/2024).
Pemerintah daerah Kabupaten Banggai seolah tidak memiliki konsep pembangunan pariwisata. Apa yang terjadi di Destinasi Wisata Air Panas Pulo Dalagan adalah gambaran umum tentang lemahnya pembangunan pariwisata di daerah ini, karena kondisi yang sama juga terjadi di beberapa tempat yang memiliki unggulan wisata alam.
Ditengah lemahnya pembangunan pariwisata, pemerintahan Amirudin Tamoreka dan Furqanudin Masulili justru secara besar besaran menggelontorkan anggaran untuk pemasaran pariwisata dalam tiga tahun terakhir.
Seperti pada tahun 2024 ini, Pemda Banggai melalui Dinas Periwisata menggelontorkan anggaran pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri senilai Rp1 miliar lebih. Sayangnya, anggaran sebesar itu hanya untuk ATK, Perjalanan Dinas dan Honorarium. (*)
Discussion about this post