KILASBANGGAI.COM, BUNTA- Eva Susanti H Bande, Calon Senator atau DPD RI Dapil Sulawesi Tengah menjadi tempat curhatan masyarakat.
Beragam masalah diutarakan, dan ditampung aktivis agraria dan HAM yang biasa disapa Eva Bande itu.
Hal ini ia alami saat berkunjung ke wilayah Kecamatan Bunta, Kecamatan Nuhon, dan Kecamatan Simpang Raya, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pada 3-5 Januari 2024.
Eva Bande mengaku satu demi satu masalah warga terakumulasi, mulai dari urusan dapur hingga sumber hidup.
Ia menjelaskan wajar jika masyarakat berkeluh kesah karena ekonomi dimonopoli orang tertentu, bahkan mereka memegang kuasa politik.
Eva membeberkan pangkalan gas dikuasai, Pelayanan SPBU tak jelas, buruh dihargai murah, jaminan keselamatan tak jelas, bahkan pembentukan serikat buruh dihalangi.
Ironisnya lagi, HGU yang masa kontraknya telah usai tapi masih dikuasai, bahkan sampai ada warga Simpang raya yang mendekam di jeruji besi diduga akibat melawan korporasi.
Tak hanya itu, perusahaan tambang nikel yang melingkari lahan pertanian membuat masyarakat tidak dapat mengakses dan mengusahakan tanah tersebut.
Hendak dilepas kepada perusahaan, harganya sangat murah.
Bahkan masih ada tanah pertanian milik 7 kepala keluarga yang berada di tengah area operasi tambang.
“Sungguh praktik-praktik jahat tersebut secara telanjang dipertontokan,” kata dia.
Ketidakadilan ini tak boleh dibiarkan, perlawanan rakyat atas penindasan adalah keharusan menurut Eva Bande.
Warga mengaku tak ada lagi tempat mengadu selain bersama Eva yang dikenal sebagai aktivis perempuan selalu membela rakyat yang tertindas.
Bahkan warga juga mengeluhkan program-program bantuan sosial yang tak tepat sasaran.
Tak hanya di Kabupaten Banggai, Menurut Eva Bande kepada Kilasbanggai.com, keadaan seperti ini juga dialami oleh masyarakat di hampir semua daerah di Sulawesi Tengah. (*)
Discussion about this post