KILASBANGGAI.COM, LUWUK TIMUR– Program Satu Juta Satu Pekarangan atau SJSP yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Banggai di bawah kepemimpinan Amirudin Tamoreka dan Furqanuddin Masulili tampaknya belum membuahkan hasil signifikan.
Program ini tidak memberikan dampak nyata terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, baik di sektor peternakan, perikanan, maupun pertanian.
Di Desa Pohi, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, warga hanya bisa pasrah dengan kondisi bantuan tanaman cabai dan tomat yang sudah mengering.
Di halaman rumah warga, hanya tersisa polibag kosong dan tanaman yang sudah mengering.
Harawiyah, seorang ibu rumah tangga di Desa Pohi, mengaku bahwa bantuan tanaman cabai dan tomat tersebut disalurkan pada tahun 2023 lalu.
Setiap keluarga menerima 50 bibit pohon cabai dan tomat, serta 2 botol obat pembasmi hama.
“Tidak ada pupuk, hanya 2 botol pembasmi hama saja,” kata Harawiyah sembari menunjuk tanaman cabai yang sudah mengering, Jumat (21/6/2024).
Namun, Harawiyah menambahkan bahwa bantuan cabai yang diberikan bukanlah bibit, melainkan tanaman yang sudah berbuah.
Harawiyah menunjukkan sisa tanaman cabai yang masih hidup, sekitar 10 pohon saja.
Menurutnya, tanaman tersebut bisa bertahan hidup karena dia segera memindahkannya dari polibag ke tanah.
Sedangkan tanaman yang tidak dipindahkan terpaksa mengering karena media tanam polibag yang sangat kecil.
Harawiyah juga mengungkapkan bahwa setelah penyaluran bantuan, tidak ada pendampingan dari instansi terkait.
Akibatnya, warga kesulitan dalam merawat tanaman tersebut dan akhirnya banyak yang mati.
“Kalau tomat mati semua. Kalau rica (cabai) ada sebagian hidup, karena saya pindah dsri polibag ke tanah,” ungkapnya.
Dengan kondisi ini, warga berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah, khususnya dalam bentuk pendampingan dan pelatihan yang berkelanjutan agar program tersebut dapat memberikan manfaat nyata bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat. (*)
Discussion about this post