KILASBANGGAI.COM, LUWUK – Pesta demokrasi tahun 2024 khususnya pemilihan umum kepala daerah telah di depan mata, Pilkada serentak di akhir tahun 2024 merupakan salah satu agenda penting dalam perjalanan demokrasi kita di tingkat lokal.
Tentunya kalau ini kita sebut pesta, maka harus kita sambut dengan riang gembira dan khidmat serta penuh harapan harapan bahwa figur khalifah (pemimpin) yang nantinya lahir adalah benar benar mewakili kepentingan masyarakat Banggai.
Tentunya dalam menanggapi pilkada BEM UNTIKA yang merupakan salah satu organisasi kampus yang ada di kabupaten Banggai turut andil dalam merespon issue issue pilkada.
Dalam fitrah penciptaan Manusia, manusia sendiri memiliki dua tugas yang harus di emban yang pertama sebagai hamba yang memiliki tugas untuk beribadah dan menjalankan perintah tuhannya, yang kedua manusia sebagai khalifah yang memiliki tugas sebagai pendistribusi keadilan terhadap sesamanya.
Dalam dua tugas yang di emban ini manusia tidak bisa di pisahkan karena memiliki keterkaitan satu dangan yang lainnya.
Karena dalam berhubungan ke sesama manusia tidak bisa lepas dari nilai nilai ketuhanan yaitu kebenaran, kebaikan, dan keadilan, nah untuk sampai ke taraf itu di butuhkan pengetahuan.
Menurut Al Farabi Kepala negara merupakan sumber seluruh aktivitas, sumber peraturan, berani, kuat, cerdas, pecinta pengetahuan serta keadilan.
“Saya yakin dan percaya bahwa para calon Bupati Banggai nantinya adalah orang orang yang berpendidikan, tapi apakah bisa mengaktualkan pendidikannya menjadi program program yang bisa menjawab berbagai persoalan kerakyatan di kabupaten banggai? Nah, itu yang jadi soal disini.” Ujar Dandi pada Sabtu (29/6/2024).
Presma Untika, menyoroti program pendidikan terkesan di nomor duakan di dalam pembahasan program ke masyarakat yang di tawarkan oleh beberapa kandidat calon, padahal jalan keluar dari berbagai persoalan di masyarakat adalah pendidikan itu sendiri.
“Kesadaran individu mempengaruhi kesadaran sosial yang menghasilkan gotong royong sehingga mencapai masyarakat bahagia, artinya apa kita butuh para sarjana yang siap bekerja sesuai disiplin ilmunya contohnya ketika dia sarjana pertanian, maka tentunya dia harus siap membantu masyarakat menghadapi berbagai macam masalah pertanian, berdasarkan ilmu yang di dapatkannya di kampus.
Kampus hari ini tidak hanya memberikan ilmu secara teori terhadap mahasiswa, namun ada juga ilmu secara praktek yang biasanya kami sebut kuliah kerja lapangan, praktek belajar lapangan atau problem base learning dan lain sebagainya.”
Persoalan pendidikan kata dandi adalah persoalan yang fundamental, bukan hanya di Kabupaten Banggai tapi di Indonesia Seperti kekurangan pendidik, keterbatasan financial siswa, kurangnya fasilitas sekolah, kemiskinan dan putus sekolah, kesenjangan pendidikan antara daerah pedesaan dan perkotaan dan masih banyak yang lainnya.
Kabupaten Banggai sendiri tidak terlepas dari persoalan pendidikan yang ada, secara empiris kita bisa melihat masih ada anak anak yang harus mencari tumpangan untuk berangkat ke sekolah bahkan ada yang harus menyebrangi sungai untuk berangkat ke sekolah, belum lagi persoalan ekonomi orang tua yang mengakibatkan anak putus sekolah.
“Kita butuh program program yang sifatnya menjawab persoalan pendidikan, ada banyak teman teman saya yang karena kondisi ekonomi harus merelakan kuliahnya putus dan membantu orang tuanya menopang kebutuhan keluarga, belum lagi ada banyak anak anak yang sudah lulus SMA namun enggan melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah karena persoalan ekonomi. Sehingganya perlu ada persamaan hak dalam pendidikan yaitu anak anak yang ekonominya lemah berhak mendapatkan pendidikan layaknya anak anak yang orang tuanya mampu secara financial, dan ini harus di respon dengan program pemerintah, karena pemerintahlah yang mampu melahirkan solusi lewat kebijakannya.” Tegas Dandi.
Kabupaten Banggai sendiri merupakan salah satu kabupaten yang di dalamnya berdiri perusahaan perusahaan besar, seperti perusahaan migas, nikel, galian C dan kelapa sawit. Tentunya ini sangat menunjang PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Banggai yang nantinya akan di gunakan pemerintah dalam membiayai pengeluaran pembangunan daerah bukan hanya PAD namun juga menjawab persoalan issue issue Kurangnya lapangan pekerjaan di kabupaten Banggai.
“Semakin banyaknya perluasan daerah industri maka semakin membutuhkan tenaga kerja yang terampil baik itu dari soft skill maupun hard skillnya, maka perlu ada pengoptimalan program pendidikan agar masyarakat kabupaten Banggai siap dalam bidang sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, namun ketika itu tidak di penuhi maka kita hanya bisa jadi penonton di tanah kita sendiri.
Solusinya adalah dengan mengoptimalkan CSR di bagian pendidikan yang benar benar harus di kawal bahwa itu sampai ke anak anak yang membutuhkan, bukan berdasar pada anak itu keluarga dekat dari orang – orang yang bekerja di pemerintahan atau bekerja di coorporate (Nepotisme).” Lanjut dandi
Selanjutnya Dandi Abidina yang juga merupakan Koordinator Daerah Sulawesi Tengah Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ILMISPI) itu kecewa atas narasi narasi dan pesan perpecahan yang mulai terasa menjelang Pilkada tahun ini, dengan maraknya akun – akun palsu yang terus masif di gunakan oleh oknum oknum tidak bertanggung jawab, demi kepentingan kelompok dan kepentingan individu.
“Perkelahian narasi terus terjadi dan massif di media social hari ini, tentunya ini semakin memperbesar celah perpecahan di tingkatan masyarakat. Maka dengan ini pula saya berharap kepada seluruh masyarakat kabupaten Banggai untuk lebih jeli dan melakukan pengkajian terlebih dahulu dalam merespon issue issue menjelang pilkada, pilkada sementara dan persaudaraan selamanya.” Tutup Dandi. (*)
Discussion about this post