KILASBANGGAI.COM, TOUNA- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) Tojo Una-Una berunjuk rasa memperingati Hari Tani Nasional, di Kantor Bupati Tojo Unauna, Selasa (24/9/2024).
Mereka menyuarakan aspirasi masalah petani di wilayah tersebut, mulai dari kelangkaan pupuk subsidi, serta kebutuhan pupuk petani yang tidak terdistribusi secara merata, bahkan tidak tepat sasaran.
Selain itu, tidak stabilinya harga pangan terutama hasil pertanian juga menjadi isu yang dituntut aktivis GMNI.
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Front Marhaen Berjuang (FMB) meminta pemerintah daerah bertanggung jawab atas kelangkaan pupuk dan pendistribusian yang tidak tepat sasaran.
“Aksi kami diisi rangkaian gerakan, mimbar jalanan, pembagian selebaran, dan demonstrasi, serta penampilan tetrikal dengan harapan masalah petani segera teratasi,” ujar koordinator aksi, Ahmad Irwansah, yang merupakan kader GMNI Touna.
Aksi ini berjalan aman ini berubah ricuh setelah aparat keamanan melakukan tindakan represif.
Ini terjadi lantaran Bupati Tojo Unauna, Mohamad Lahay, tidak punya niat tulus menemui mahasiswa.
Represifitas aparat mengakibatkan seorang mahasiswa, Moh. Fatul Ulum Lahalik, mengalami memar di pelipis dan luka di sekitar kaki yang diduga terjadi akibat pemukulan dan kekerasan aparat.
5 mahasiswa yang merupakan kader GMNI juga dilaporkan dicekik dari belakang dan diseret secara paksaoleh aparat kepollisian.
Hal inilah yang semakin memicu kekacauan antara massa aksi dan aparat keamanan, sehingga Ketua GMNI Touna mengutuk keras dan meminta kepada Kapolda Sulteng agar mencopot Kapolres Touna karena lalai membina anggotanya yang bertindak tidak sesuai SOP dalam pengamanan unjuk rasa.
Ketua GMNI Tojo Una-una juga meminta kepada Bupati agar segera mengeluarkan surat peringatan keras atau memecat seorang stafnya yang mencoba memukul kader GMNI Touna. (*)
Discussion about this post