KILASBANGGAI.COM KINTOM – Seorang warga Desa Samadoya, Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai, Samsudin Sinula mengeluhkan bantuan usaha kecil, dan menengah (UKM) yang tak kunjung diterima.
Bantuan UKM itu bersumber dari APBDes Samadoya tahun anggaran 2024.
“Pertama saya diundang di Balai Desa Samadoya. Sampai di kantor desa saya diberitahu bahwa bantuan penerima manfaat UKM sudah ada,” ujar Samsudin pada Jumat, 4 Oktober 2024.
Lalu Samsudin diberikan pilihan oleh Kepala Desa (Kades); diberikan dalam bentuk uang atau berbentuk barang.
“Saya jawab terserah Pak Kades mana yang terbaik buat Pak Kades. Pak Kades menjawab kalau yang lain sudah mau untuk diuangkan tinggal bapak punya,” katanya.
Samsudin menceritakan, agar bantuan itu diterima harus mendukung salah satu pasangan calon (paslon) yang bertarung di pilkada Banggai 2024.
“Tetapi harus kita dukung salah 1 paslon (ATFM) supaya tambah maju lagi kampung, (itu) bahasa dari Pak Kades,” katanya.
Hanya saja, Samsudin mengatakan, belum menentukan pilihan kepada paslon manapun di pilkada Banggai.
“Saya jawab kalau masalah pilihan saya belum tentukan si A atau B dan C,” ucapnya.
“Sambut Pak Kades, kalau begitu bapak punya nanti dibuatkan menjelang 1 minggu,” katanya.
Hanya saja, menurut Samsudin penerima manfaat bantuan UKM yang lain sudah menerima. Bahkan, ada yang dibawakan langsung ke rumah.
Keesokan harinya, salah soerang penerima bantuan UKM bertanya kepada Samsudin apakah sudah menerima bantuan atau belum.
“Saya jawab belum dikasih kalau saya punya. Salah satu penerima curhat dipotong Rp300 ribu lebih dari Rp3 juta jadi yang diterima tinggal Rp2.650.000,” ungkap Samsudin.
Sebulan kemudian Samsudin mendatangi Kantor Desa Samadoya untuk menanyakan perihal bantuan UKM.
Kala itu, hanya terdapat sekdes, bendahara, dan aparat lainnya. Bendahara menjawab, bahwa bantuan itu sudah dianggarkan, tersisa menunggu kepala desa.
“Oh itu sudah dianggarkan tinggal menunggu dari kepala desa karena kepala desa yang suruh buat bapak punya gerobak,” kata Samsudin menirukan pernyataan bendahara.
Samsudin lalu menanyakan penyebab bantuan untuknya belum juga ada, meski penerima lain telah menerima.
“Jawab bendahara kalau masalah itu kami smua aparat yang hadir di sini tidak tahu. Nanti tanyakan langsung sama pak kades,” ucap Samsudin menirukan lagi pernyataan bendahara.
Tak lama kemudian Kades Samadoya datang dan memanggil Samsudin di ruang kerjanya. Ia pun langsung menanyakan kejelasan bantuan UKM untuknya.
“Jawab Pak Kades dengan nada marahl. Jadi apa ngana punya mau? Ngana curiga sama saya?” ujar Samsudin menirukan pernyataan Kades Samadoya.
Menurut Samsudin, Kades Samadoya terlihat marah, padahal ia datang dengan sopan.
“Saya menuntuk hak saya dan masih sopan, datang di sini tidak datang untuk ribut atau berkelahi. Saya langsung pamit pulang melapor di BPD,” ujarnya. (*)
Discussion about this post