KILASBANGGAI.COM, BUNTA – Kepala Puskesmas Bunta, Ibrahim Muhammad merespons keluhan tentang ambulans dari salah seorang warga setempat.
Ibrahim menjelaskan, pihaknya sudah mengecek pasien bersalin yang sebelumnya dikeluhkan seorang warga atas nama Ramli Daud.
“Itu pasien saya cek, tidak punya adminduk (administrasi kependudukan) sama sekali. Makannya saya agak bagaimana ketika saya baca di media saya ini tidak pernah lagi melayani pinjam-pinjam ke keluarga pasien biaya rujukan (ambulans),” terang Ibrahim saat dihubungi pada Senin, 21 Oktober 2024.
Di Puskesmas, kata dia, tahun-tahun sebelumnya ketika terdapat warga yang membutuhkan ambulans, terdapat biaya yang dikeluarkan.
Namun, saat klaim BPJS Kesehatan cair, uang untuk bahan bakar minyak (BBM) ambulans itu dikembalikan kepada pasien sesuai yang dikeluarkan sebelumnya.
“Bukan untuk tarif, bukan. Tapi dipinjam untuk menanggulangi BBM. Asal dia punya adminduk Kabupaten Banggai. Ketika dia belum terdaftar di BPJS Kesehatan langsung kita daftarkan,” tuturnya.
Terkait pasien bayi yang disinggung dalam keluhan, ia menerangkan, warga itu dirujuk ke RSUD Luwuk karena peralatan yang belum memadai di Puskesmas Bunta.
“Tapi yang minta Rp50 ribu itu bukan di Puskesmas Bunta. Untuk Rp50 ribu itu nanti klarifikasi di rumah sakit Luwuk,” katanya.
Sesuai Perda, kata Ibrahim, tarif ambulans sebesar Rp1.450.000. Namun adanya kebijakan Puskesmas Bunta setelah melihat situasi dan kondisi keluarga hanya diminta dana yang ada.
“Kebetulan yang ada mereka kumpulkan Rp750 ribu untuk BBM dan petugas,” jelasnya.
Ketika adminduk lengkap, ujar dia, dilayani secara gratis sebagaimana pasien-pasien lain yang membutuhkan ambulans.
“Jadi bagaimana kita gratisan (tidak punya adminduk),” ucapnya. ***
Discussion about this post