KILASBANGGAI.COM, BUNTA – Masalah kelangkaan dan harga gas elpiji subsidi 3 kilogram (kg) belum juga teratasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Di Kecamatan Bunta, Nuhon, dan Simpang Raya, Kabupaten Banggai masih ditemukan gas elpiji subsidi yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah pemerintah.
“Ini sangat memberatkan bagi kami membeli gas elpiji kg di Kios- kios dengan harga Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per tabung. Padahal harga HET di Pangkalan hanya Rp18 ribu per tabung,” kata Nur, seorang warga di Kecamatan Bunta pada Senin (8/12/2023).
Selama ini, kata Nur, untuk mendapat gas elpiji 3 kg masih kesulitan di pangkalan, karena di pangkalan kuota yang disediakan terbatas.
“Kadang-kadang ada dapat di pangkalan itu pun hanya satu dalam seminggu, jadi kalau tidak dapat di pangkalan terpaksa beli di kios-kios dengan harga Rp35 ribu per tabung,” ungkapnya.
Ibu rumah tangga ini kebingungan karena di pangkalan gas elpiji subsidi sulit diperoleh, tetapi di kios-kios justru mudah didapat dengan harga di atas HET.
“Kami masyarakat kurang mampu sangat memberatkan dengan harga elpiji 3 kg yang harganya sangat mahal ini. Semoga pemerintah ada solusi untuk persoalan ini,” ungkapnya.
Warga Kecamatan Nuhon dan Simpang Raya juga mengeluhkan hal yang sama soal harga elpijj subsidi yang sudah jauh di atas HET.
Informasi yang diperoleh, harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer menembus Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per tabung.
“Padahal HET sudah ditetapkan oleh pemerintah,” kata seorang warga yang enggan menyebutkan nama.
Dikatakannya, untuk harga tingkat pangkalan dan agen mengikuti HET yang ditetapkan pemerintah, tetapi di tingkat pengecer menjadi mahal.
“Ya kalau mau ambil untung bisa saja, tapi jangan melebihi dari apa yang sudah ditetapkan. Paling tidak harga elpiji 3 kilogram ini dijual dengan harga Rp23 ribu atau Rp25 ribu, masih ada keuntungannya,” katanya.
Karena itu, ia meminta kepada perangkat daerah terkait melakukan inspeksi mendadak atau ke warung-warung yang menjual gas elpiji 3 kg.
Ia memastikan masih ada agen atau pangkalan yang menjual atau mendistribusikan elpiji 3 kg kepada para pengecer dengan harga yang tinggi.
Akibatnya, para pengecer menjual dengan harga hingga Rp35 ribu per tabung kepada konsumen.
“Padahal kami baca di berita online atau koran pemerintah Kabupaten Banggai sudah membentuk tim untuk menindak pangkalan yang diduga nakal dan siapa yang layak menggunakan gas elpiji 3 kg , tapi sampai hari ini masih terus terjadi harga di atas HET dan banyak orang kaya serta pegawai yang menggunakan gas bersubsidi ini,” katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru KILAS Banggai di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Discussion about this post