
KILASBANGGAI.COM,LUWUK– Yayasan Pendidikan dan Studi Peradaban (YPSP) menggalang donasi untuk rakyat Palestina di Kabupaten Banggai dan Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Dalam upaya ini, mereka menghadirkan 24 ulama Palestina, salah satunya Syaikh Umar Ar-Rasyida.
Ketua YPSP Banggai, H. Iswan Kurnia Hasan, menjelaskan bahwa penggalangan dana ini dikemas dalam bentuk ceramah yang membahas konflik Palestina-Israel.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada masyarakat mengenai kondisi sebenarnya di Palestina, dan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam aksi kemanusiaan.
“Kegiatan ini digelar sejak 1 Ramadan hingga hari ini,” ujar Iswan, Jumat (21/3/2025).
Hingga saat ini, donasi yang terkumpul dari masjid ke masjid, komunitas, dan sekolah telah mencapai Rp261 juta.
Dari jumlah tersebut, bantuan sudah 2 kali didistribusikan dalam bentuk makanan untuk berbuka puasa dan sahur warga Palestina, yaitu pada 10 dan 17 Maret 2025.
“Distribusi pertama sebesar Rp40 juta, lalu yang kedua Rp80 juta. Dokumentasi berupa foto, video, serta nama-nama donatur telah kami catat,” kata Iswan.
Hari ini, 21 Maret 2025, akan dilakukan distribusi ketiga, sementara untuk distribusi keempat masih dalam tahap pengumpulan donasi.
YPSP bekerja sama dengan lembaga zakat di Gaza Tengah untuk memastikan bantuan langsung sampai kepada warga Palestina.
“Berapa pun dana yang terkumpul akan segera disalurkan. Insyaallah sebelum Idulfitri, seluruh donasi akan didistribusikan,” tambahnya.
Bantuan diberikan dalam bentuk makanan, yang disiapkan di dapur umum sebelum disalurkan kepada warga Palestina.
Perjuangan dan Harapan Syaikh Umar Ar-Rasyida
Syaikh Umar Ar-Rasyida, salah satu ulama asal Gaza, Palestina, hadir di Kabupaten Banggai dalam rangka safari Ramadhan bersama 24 ulama lainnya yang diundang oleh YPSP.
Syaikh Umar yang kini tinggal di Yordania menceritakan bahwa keluarganya terpaksa mengungsi setelah kota tempat tinggal kakek dan neneknya di bagian utara Palestina dihancurkan dalam agresi militer Israel tahun 1967.
“Kota itu sudah tidak ada lagi. Tapi suatu saat saya akan kembali ke tanah leluhur saya setelah Palestina bebas dari penjajahan Israel,” ujarnya dengan penuh harap.
Baginya, konflik Palestina-Israel bukan sekadar masalah politik, melainkan juga persoalan akidah.
Ia menegaskan bahwa perjuangan membebaskan Palestina adalah bagian dari pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa.
Ia juga mengaku sangat terharu melihat antusiasme masyarakat Kabupaten Banggai dan Banggai Laut yang luar biasa dalam memberikan donasi untuk rakyat Palestina.
“Kepedulian ini adalah bukti bahwa umat Islam di Indonesia merasakan penderitaan rakyat Palestina. Terima kasih atas dukungan dan doa kalian,” ucapnya. (*)
Discussion about this post