
KILASBANGGAI.COM- Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid mengadakan rapat bersama seluruh Rektor kampus negeri maupun swasta se-Sulteng.
Dalam rapat tersebut, Gubernur menegaskan bahwa anak miskin harus bisa kuliah. Pernyataan ini tentu menjadi harapan bagi masyarakat, terutama bagi kaum Marhaen yang selama ini sulit mengakses pendidikan tinggi akibat keterbatasan ekonomi.
Hal ini mendapat atensi dari GMNI Sulteng melalui Rifat Hakim yang juga merupakan mantan Ketua GMNI Luwuk Banggai. Ia menaruh perhatian khusus kepada kegiatan yang dilakukan Gubernur Sulteng bersama Rektor se Sulawesi Tengah tersebut.
“Kami GMNI Se-Sulteng menyambut baik pernyataan tersebut. Namun, di sisi lain, kami juga tetap bersikap kritis. Tidak bisa dipungkiri bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap politisi cenderung rendah. Pernyataan semacam ini bisa saja hanya menjadi sekadar lip service tanpa realisasi yang nyata,” tandasnya.
Karena itu, GMNI se-Sulteng akan mengkonsolidasikan diri untuk mengawal program Berani Cerdas yang diusung oleh Anwar Hafid dan Reny Lamajido sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah.
“Kami akan memastikan bahwa program ini bukan sekadar janji politik, melainkan benar-benar diwujudkan dan dirasakan oleh anak-anak dari keluarga miskin hingga ke pelosok daerah,” ujar Rifat.
Ia percaya bahwa pendidikan adalah hak setiap rakyat, bukan sekadar keistimewaan bagi mereka yang mampu. Karena itu, GMNI tidak akan tinggal diam jika program ini hanya menjadi wacana tanpa tindakan nyata.
GMNI Se-Sulteng siap berdiri di garis depan untuk berjuang agar pendidikan gratis benar-benar menjadi kenyataan dan sampai di gubuk si miskin yaitu kaum Marhaen. (*)
Discussion about this post