Kilasbanggai.com
Jumat, Oktober 31, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Karir
  • Pedoman Media Siber
  • Login
  • BERANDA
  • BANGGAI
  • MEMILIH 2024
    • Pemilu Legislatif
    • Pilpres
    • Pilkada
  • SULTENG
  • CELEBES
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • OLAHRAGA
  • BISNIS
  • TRAVEL
  • ADVETORIAL
No Result
View All Result
Kilasbanggai.com
  • BERANDA
  • BANGGAI
  • MEMILIH 2024
    • Pemilu Legislatif
    • Pilpres
    • Pilkada
  • SULTENG
  • CELEBES
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • OLAHRAGA
  • BISNIS
  • TRAVEL
  • ADVETORIAL
No Result
View All Result
Kilasbanggai.com
  • NASIONAL
  • BANGGAI
  • SULTENG
  • POLITIK
  • PARIWISATA
  • HUKRIM

Politik Gilingan Padi dan Diferensiasi Kelas di Balik Harga Beras Banggai

Muhammad Maruf by Muhammad Maruf
31 Oktober 2025
in Opini

Oleh: Supriadi Lawani

KILASBANGGAI.COM-Harga beras di pasar tradisional Kabupaten Banggai hingga kini masih bertahan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Beberapa waktu lalu, pemerintah daerah sempat mengeluarkan surat edaran yang melarang penjualan beras ke luar daerah, dengan alasan menjaga pasokan lokal dan menekan harga di pasar domestik. Namun kebijakan tersebut tidak berlangsung lama—ia dicabut setelah menuai kritik dan protes dari berbagai pihak.

Menurut sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya, surat edaran itu sejatinya hanya gimik politik, tidak memiliki efek substantif terhadap stabilitas harga beras di tingkat konsumen. Harga tetap tinggi, rantai distribusi tetap dikuasai aktor yang sama, dan struktur pasar tidak berubah. Di balik stagnasi kebijakan ini tersembunyi kenyataan yang lebih dalam: politik pangan di Banggai tak bisa dipisahkan dari struktur kekuasaan ekonomi di pedesaan, di mana para pemilik gilingan padi memainkan peran dominan.

BACA JUGA

Muda Adalah Spirit Perjuangan, Bukan Sekadar Usia

Muda Adalah Spirit Perjuangan, Bukan Sekadar Usia

28 Oktober 2025
Setelah Edaran Dicabut, Harga Beras Tetap Diatas HET: Di Mana Arah Kebijakan Pangan Banggai?

Setelah Edaran Dicabut, Harga Beras Tetap Diatas HET: Di Mana Arah Kebijakan Pangan Banggai?

28 Oktober 2025

Gilingan Padi Sebagai Struktur Kekuasaan Lokal

Sejauh pengamatan di lapangan, pemilik gilingan di Kabupaten Banggai bukan sekadar pengusaha penggilingan padi. Mereka adalah orang kaya desa, pemilik modal yang menguasai siklus hidup ekonomi petani kecil. Hubungan mereka dengan petani tidak berhenti pada transaksi ekonomi biasa, melainkan membentuk relasi patron-klien yang berlapis.

Para petani kecil kerap berhutang kepada pemilik gilingan untuk modal awal: uang tunai, pupuk, obat, hingga biaya tanam. Semua pinjaman itu dibayar saat panen melalui mekanisme potong hasil. Siklus ini terus berulang, menciptakan ketergantungan struktural. Dalam situasi seperti ini, pemilik gilingan tidak hanya menjadi pengendali ekonomi desa, tetapi juga penentu loyalitas politik. Ketika pemilu atau pilkada tiba, suara petani kecil praktis diarahkan oleh jaringan modal yang menopang keberlangsungan hidup mereka.

Henry Bernstein, dalam karya pentingnya Class Dynamics of Agrarian Change (2010), menjelaskan bahwa petani bukanlah kategori sosial yang homogen. Di dalam masyarakat agraris, selalu ada proses diferensiasi kelas—pemisahan antara mereka yang memiliki alat produksi (tanah, modal, dan sarana pascapanen) dan mereka yang bergantung pada tenaga kerja serta hutang untuk bertahan hidup. Diferensiasi inilah yang menjelaskan mengapa kebijakan pangan sering kali gagal: karena ia tidak menembus lapisan kekuasaan ekonomi-politik yang membentuk realitas di pedesaan.

Aliansi Politik dan Ekonomi di Tingkat Kabupaten

Elit kabupaten di Banggai tampaknya memahami struktur sosial ini dengan sangat baik. Mereka tahu bahwa untuk mengamankan dukungan politik di wilayah pedesaan, membangun hubungan patronase dengan pemilik gilingan jauh lebih efektif daripada sekadar mengandalkan mesin partai. Dalam berbagai kontestasi lokal, pemilik gilingan menjadi “broker politik” yang menghubungkan elit kabupaten dengan massa desa.

Beberapa informan bahkan menyebut bahwa beberapa pemilik gilingan besar di kecamatan Batui, Toili dan sekitarnya dilindungi oleh orang kuat di daerah, sebagai bentuk imbalan politik dari perhelatan pemilihan sebelumnya. Jika dugaan ini benar, maka kita sedang berhadapan dengan struktur politik pangan yang tertutup dan oligarkis—di mana kebijakan tidak lagi dirancang berdasarkan kebutuhan publik, melainkan untuk menjaga stabilitas relasi kekuasaan antara elit politik dan elit ekonomi desa.

Menuju Politik Pangan yang Demokratis dan Terukur

Dari sini dapat disimpulkan bahwa persoalan harga beras di atas HET bukan sekadar akibat fluktuasi pasar, tetapi hasil dari relasi produksi yang timpang di pedesaan. Petani kecil menjadi bagian dari sistem ekonomi yang tidak memungkinkan mereka menentukan harga hasil panennya sendiri, sementara pemilik gilingan dan aktor distribusi diuntungkan oleh struktur tersebut.

Maka, perbaikan harga beras tidak bisa hanya dilakukan melalui surat edaran atau larangan penjualan lintas daerah. Diperlukan reformasi struktural dalam tata kelola pangan—yang mencakup transparansi rantai distribusi, akses modal bagi petani kecil, dan penguatan kelembagaan ekonomi alternatif seperti koperasi tani.

Kebijakan pangan yang demokratis harus berangkat dari redistribusi kekuasaan ekonomi, bukan sekadar pengendalian administratif harga. Hanya dengan cara itu, negara (baca; Pemda) dapat benar-benar menjamin beras murah dan berkualitas bagi rakyat, sekaligus mengakhiri ketergantungan politik yang lahir dari relasi patronase di pedesaan.

Luwuk 31/10/2025

Penulis adalah petani pisang

Tags: Gilingan PadiOpiniPetaniSupriadi Lawani
Previous Post

Proyek Paving Block di Puskesmas Bunta Disorot Tajam, Diduga Langgar Prinsip Transparansi

Next Post

Buka Posalia Kampu Lere 2025, Anwar Hafid Ajak Warga Jaga Budaya dan Semangat Gotong Royong

Berita Pilihan

Muda Adalah Spirit Perjuangan, Bukan Sekadar Usia

Muda Adalah Spirit Perjuangan, Bukan Sekadar Usia

by Muhammad Maruf
28 Oktober 2025
0

Oleh: Rifat Hakim, S.Sos KILASBANGGAI.COM-Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda sebagai tonggak penting dalam perjalanan sejarah nasional....

Setelah Edaran Dicabut, Harga Beras Tetap Diatas HET: Di Mana Arah Kebijakan Pangan Banggai?

Setelah Edaran Dicabut, Harga Beras Tetap Diatas HET: Di Mana Arah Kebijakan Pangan Banggai?

by Muhammad Maruf
28 Oktober 2025
0

Oleh: Supriadi Lawani KILASBANGGAI.COM-Bupati Banggai akhirnya mencabut surat edaran yang sebelumnya melarang penjualan beras keluar Daerah dengan alasan harga sudah...

Razia Buku: Sejarah Ketakutan yang Berulang

Razia Buku: Sejarah Ketakutan yang Berulang

by admin
20 September 2025
0

Oleh: Abdul Rahman Lasading KILASBANGGAI.COM - Razia buku selalu berulang dalam sejarah Indonesia, seperti sebuah drama yang diputar kembali dengan...

Gunakan Material Dari Sumber Ilegal, Kontraktor Proyek Dapat Dipidana

Gunakan Material Dari Sumber Ilegal, Kontraktor Proyek Dapat Dipidana

by admin
26 Agustus 2025
0

KILASBANGGAI.COM - Dalam pengerjaan berbagai proyek di wilayah kabupaten Banggai, Sulawesi tengah, truk-truk pengangkut material tanah urug, tanah merah dan...

Tidak Puas Hasil PSU, AMPUH Sulteng Prihatin Program Pemerintahan Kandas

Tidak Puas Hasil PSU, AMPUH Sulteng Prihatin Program Pemerintahan Kandas

by admin
24 April 2025
0

KILASBANGGAI.COM - Situasi politik Kabupaten Banggai pasca momentum Pemungutan Suara (Voting Day) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 November 2024, dan...

Next Post
Buka Posalia Kampu Lere 2025, Anwar Hafid Ajak Warga Jaga Budaya dan Semangat Gotong Royong

Buka Posalia Kampu Lere 2025, Anwar Hafid Ajak Warga Jaga Budaya dan Semangat Gotong Royong

Discussion about this post

Bocah TK di Nuhon Banggai Meninggal Tertabrak Truk, Sopir Langsung Diamankan Polisi

Bocah TK di Nuhon Banggai Meninggal Tertabrak Truk, Sopir Langsung Diamankan Polisi

by Ikbal Siduru
31 Oktober 2025
0

Polisi Redam Isu “Pongko” di Kintom, Banggai

Polisi Redam Isu “Pongko” di Kintom, Banggai

by Ikbal Siduru
31 Oktober 2025
0

Penyaluran MBG di Bunta Banggai Dikeluhkan, Warga : Anak Sekolah Sudah Pulang MBG Baru Datang

Penyaluran MBG di Bunta Banggai Dikeluhkan, Warga : Anak Sekolah Sudah Pulang MBG Baru Datang

by Ikbal Siduru
31 Oktober 2025
0

Buka Posalia Kampu Lere 2025, Anwar Hafid Ajak Warga Jaga Budaya dan Semangat Gotong Royong

Buka Posalia Kampu Lere 2025, Anwar Hafid Ajak Warga Jaga Budaya dan Semangat Gotong Royong

by Muhammad Maruf
31 Oktober 2025
0

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Privacy Policy
Media Network

© 2023 Kilasbanggai.com

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BANGGAI
  • MEMILIH 2024
    • Pemilu Legislatif
    • Pilpres
    • Pilkada
  • SULTENG
  • CELEBES
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • OLAHRAGA
  • BISNIS
  • TRAVEL
  • ADVETORIAL

© 2023 Kilasbanggai.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In