KILASBANGGAI.COM,LUWUK- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Banggai kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya lokal melalui perhelatan akbar Gebyar Museum dan Festival Tunas Bahasa Ibu Tahun 2025.
Acara yang berlangsung meriah selama tiga hari, mulai tanggal 17 hingga 19 September 2025, ini dipusatkan di Museum Daerah Banggai dan berhasil menarik perhatian ratusan siswa-siswi tingkat SD, SMP, dan sederajat dari berbagai sekolah di Kabupaten Banggai.
Acara ini secara khusus mengangkat Bahasa Saluan, salah satu bahasa daerah yang dominan di Banggai, sebagai fokus utama.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Banggai, Subrata Kalape, S.Sn., menjelaskan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas semakin pudarnya penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda.
“Kami menyadari, globalisasi dan perkembangan teknologi membuat bahasa daerah perlahan-lahan terpinggirkan,” ujar Subrata.
Gebyar Museum dan Festival Tunas Bahasa Ibu ini, lanjut Subrata, adalah salah satu upaya nyata kami untuk menumbuhkan kembali rasa cinta dan kebanggaan terhadap Bahasa Saluan di hati anak-anak kita. Ini bukan sekadar lomba, melainkan sebuah gerakan untuk memastikan bahasa ibu kita tetap hidup dan diwariskan.
Festival ini dirancang dengan berbagai kegiatan yang menarik dan edukatif, di mana para pelajar berkompetisi untuk menunjukkan bakat terbaik mereka. Lomba-lomba yang digelar meliputi Lomba Mendongeng Berbahasa Saluan, Lomba Baca Puisi Berbahasa Saluan, Lomba Pidato Berbahasa Saluan, dan Lomba Tembang Tradisi Saluan. Menurut Subrata, tujuan dari rangkaian lomba ini adalah untuk menggali potensi dan kreativitas para siswa dalam menggunakan Bahasa Saluan.
“Melalui perlombaan ini, kami ingin menunjukkan bahwa Bahasa Saluan itu tidak kaku. Bahasa ini bisa digunakan untuk bercerita, berpuisi, berpidato, dan bahkan bermusik. Kami harap ini bisa memotivasi mereka untuk lebih sering menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Pemilihan Museum Daerah Banggai sebagai lokasi acara juga memiliki makna strategis. Museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan artefak, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
Dengan mengadakan acara di museum, diharapkan para peserta dan pengunjung dapat lebih dekat dan menghargai koleksi sejarah serta nilai-nilai budaya yang ada.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan hadirnya UPT Museum Provinsi Sulawesi Tengah yang menggelar pameran koleksinya di halaman Museum Daerah Banggai.
Acara ini ditutup dengan upacara penyerahan hadiah kepada para pemenang, diiringi tepuk tangan meriah dari para guru, orang tua, dan penonton. Keberhasilan Gebyar Museum dan Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 ini diharapkan menjadi momentum penting untuk terus melestarikan Bahasa Saluan dan kekayaan budaya Kabupaten Banggai di masa depan.(*)
Discussion about this post