Kilasbanggai.com
Selasa, Juli 15, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Karir
  • Pedoman Media Siber
  • Login
  • BERANDA
  • BANGGAI
  • MEMILIH 2024
    • Pemilu Legislatif
    • Pilpres
    • Pilkada
  • SULTENG
  • CELEBES
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • OLAHRAGA
  • BISNIS
  • TRAVEL
  • ADVETORIAL
No Result
View All Result
Kilasbanggai.com
  • BERANDA
  • BANGGAI
  • MEMILIH 2024
    • Pemilu Legislatif
    • Pilpres
    • Pilkada
  • SULTENG
  • CELEBES
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • OLAHRAGA
  • BISNIS
  • TRAVEL
  • ADVETORIAL
No Result
View All Result
Kilasbanggai.com
  • NASIONAL
  • BANGGAI
  • SULTENG
  • POLITIK
  • PARIWISATA
  • HUKRIM
Home Banggai

Ketika Sunyi Membakar Jiwa: Mental Health Perempuan dan Abainya Sistem

Rdks by Rdks
15 Juli 2025
in Banggai

Penulis: Halsyah Handayani – Mahasiswa 

KILASBANGGAI.COM-Berita duka tentang kematian tragis seorang perempuan di Desa Tongkonunuk, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, yang membakar dirinya sendiri setelah bentrokan rumah tangga. Peristiwa ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental, terutama yang dihadapi oleh wanita, masih dipandang sebelah mata. Kita hidup dalam sistem yang mengabaikan keluhan batin dan luka mental yang tidak terlihat.

Perempuan seringkali menjadi korban dari berbagai tekanan psikologis, mulai dari ekspektasi sosial yang membungkam emosi mereka, beban kerja domestik yang tidak diakui, dan kekerasan dalam rumah tangga. Karena tidak ada ruang aman untuk berbicara atau meminta bantuan, dalam banyak kasus, termasuk kasus di Bualemo ini, kematian dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar yang mungkin.

BACA JUGA

Kekerasan Rumah Tangga Bukan Aib, Tapi Kejahatan: Refleksi Kasus KDRT di Luwuk Selatan

Kekerasan Rumah Tangga Bukan Aib, Tapi Kejahatan: Refleksi Kasus KDRT di Luwuk Selatan

15 Juli 2025
Pasutri Bertengkar Gegara Uang Taspen, Akhirnya Baku Sayang Ulang di Polsek Bunta

Pasutri Bertengkar Gegara Uang Taspen, Akhirnya Baku Sayang Ulang di Polsek Bunta

15 Juli 2025

Data nasional menunjukkan bahwa perempuan dua kali lebih mungkin dibandingkan laki-laki mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Namun sayangnya, jumlah layanan kesehatan mental yang tersedia di daerah-daerah seperti Banggai masih sangat rendah. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, jumlah tenaga kerja psikolog dan psikiater jauh di bawah standar. Lebih parahnya lagi, stigma gangguan jiwa masih kuat, yang menyebabkan banyak perempuan memilih untuk tetap diam dan menderita dalam kesunyian.

Kasus ini membuktikan bahwa tekanan psikologis tidak boleh dianggap remeh. Kita harus berpikir di mana negara berada ketika seorang wanita memutuskan untuk membakar dirinya sendiri. Di mana lembaga sosial sekarang? Di mana masyarakat berada?

Tidak cukup hanya kesedihan atau kekhawatiran. Diperlukan tindakan yang sistemik dan konkret, seperti meningkatkan layanan kesehatan jiwa di puskesmas, membangun ruang konsultasi gratis dan rahasia, dan membangun rumah aman bagi korban kekerasan rumah tangga. Untuk menghilangkan stigma terhadap kesehatan mental, terutama bagi perempuan, pendidikan publik juga harus ditingkatkan.

Meskipun perempuan bukan makhluk yang lemah, situasi yang tidak mendukung seringkali memaksa mereka untuk bertindak. Kita tidak boleh menyalahkan mereka ketika mereka jatuh. Sebaliknya, kita harus berpikir: apa yang tidak kita lakukan sebagai bangsa dan masyarakat?

Kasus Pagimana menunjukkan luka sosial yang selama ini kita abaikan. Dan jika tidak ada perubahan segera, tragedi seperti ini mungkin akan terulang secara diam-diam karena wanita yang sakit jiwa sering memilih untuk mati secara diam-diam.

Harapan saya adalah bahwa tragedi seperti yang terjadi di Pagimana akan menjadi titik balik bagi kesadaran kita semua untuk lebih peka dan responsif terhadap masalah kesehatan mental, terutama bagi wanita. Diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak pemerintah, lembaga kesehatan, kelompok masyarakat, dan lingkungan keluarga untuk membangun sistem yang mendukung keselamatan dan kesejahteraan jiwa perempuan.

Perempuan harus mendapatkan bantuan psikologis tanpa rasa takut, malu, atau terintimidasi. Ini adalah satu-satunya cara kita dapat membangun masyarakat yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga kuat secara mental, dan yang empati secara sosial.(*)

Previous Post

Bupati Banggai Ajak Fordim KBK Menjadi Mitra Strategis Pembangunan Daerah

Next Post

Diduga Pakai Narkoba, Polisi Grebek Sebuah Penginapan di Toili Banggai

Berita Pilihan

Kekerasan Rumah Tangga Bukan Aib, Tapi Kejahatan: Refleksi Kasus KDRT di Luwuk Selatan

Kekerasan Rumah Tangga Bukan Aib, Tapi Kejahatan: Refleksi Kasus KDRT di Luwuk Selatan

by Rdks
15 Juli 2025
0

Oleh  : Yuniya putri novita KILASBANGGAI.COM - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di Luwuk Selatan, di mana...

Pasutri Bertengkar Gegara Uang Taspen, Akhirnya Baku Sayang Ulang di Polsek Bunta

Pasutri Bertengkar Gegara Uang Taspen, Akhirnya Baku Sayang Ulang di Polsek Bunta

by Rdks
15 Juli 2025
0

KILASBANGGAI.COM - Polsek Bunta berhasil memediasi penyelesaian konflik rumah tangga antara pasangan suami istri di Desa Gonohop Kecamatan Simpang Raya,...

Gelapkan Uang Konsumen, Colektor FIF Toili Diserahkan Polisi ke Kejari Banggai

Gelapkan Uang Konsumen, Colektor FIF Toili Diserahkan Polisi ke Kejari Banggai

by Rdks
15 Juli 2025
0

KILASBANGGAI.COM, LUWUK- Penyidik Polsek Toili Polres Banggai, merampungkan berkas pemeriksaan terhadap AS (29) Warga Desa Karanganyar Kecamatan Moilong, Banggai, tersangka...

Diduga Pakai Narkoba, Polisi Grebek Sebuah Penginapan di Toili Banggai

Diduga Pakai Narkoba, Polisi Grebek Sebuah Penginapan di Toili Banggai

by Rdks
15 Juli 2025
0

KILASBANGGAI.COM,TOILI-Kapolsek Toili AKP Raden Hermawan memimpin penangkapan seorang pria di salah satu kamar sebuah Penginapan di Kecamatan Toili, Banggai pada...

Bupati Banggai Ajak Fordim KBK Menjadi Mitra Strategis Pembangunan Daerah

Bupati Banggai Ajak Fordim KBK Menjadi Mitra Strategis Pembangunan Daerah

by Rdks
15 Juli 2025
0

KILASBANGGAI.COM, LUWUK - Keluarga Besar Karathon (KBK) merupakan simbol kekuatan budaya dan sejarah yang telah mengakar kuat dalam tatanan sosial...

Next Post
Diduga Pakai Narkoba, Polisi Grebek Sebuah Penginapan di Toili Banggai

Diduga Pakai Narkoba, Polisi Grebek Sebuah Penginapan di Toili Banggai

Discussion about this post

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Privacy Policy
Media Network

© 2023 Kilasbanggai.com

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BANGGAI
  • MEMILIH 2024
    • Pemilu Legislatif
    • Pilpres
    • Pilkada
  • SULTENG
  • CELEBES
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • OLAHRAGA
  • BISNIS
  • TRAVEL
  • ADVETORIAL

© 2023 Kilasbanggai.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In