
Oleh : Rifat Hakim – Pemuda Batui
KILASBANGGAI.COM-Dusun Kompanga, Desa Uso, Kecamatan Batui, hari-hari ini menyimpan luka diam dari jalan rusak yang tak kunjung diperhatikan. Akses utama masyarakat di dusun ini kini berada dalam kondisi memprihatinkan jalan berlubang, tergenang saat hujan, dan dipenuhi debu kala kering. Kerusakan ini terjadi persis di sekitar tapak proyek industri milik PT. Panca Amara Utama (PAU).
Sebagai perusahaan skala besar yang beroperasi dalam kawasan ini dengan keuntungan pertahun kurang lebih 301.401.837 US Dolar , PT. PAU seyogianya menyadari bahwa keberadaannya tak dapat dipisahkan dari ruang hidup masyarakat di sekelilingnya. Mobilitas alat berat, kendaraan proyek, dan aktivitas pembangunan industri yang berlangsung setiap hari jelas memberi tekanan besar terhadap infrastruktur jalan yang sempit dan rapuh.
Di sisi lain, absennya perhatian dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam merespons situasi ini memperlihatkan lemahnya kontrol negara atas relasi antara industri dan ruang sosial masyarakat. Jalan yang rusak bukan hanya soal akses, tetapi juga soal martabat warga yang setiap hari harus bergelut dengan ketidakpastian dan risiko keselamatan saat melintasinya.
Jika pembangunan dimaknai sebagai upaya menciptakan kesejahteraan, maka kerusakan jalan di Kompanga justru menjadi simbol paradoks kemajuan industri tumbuh di atas kerusakan fasilitas dasar warga. Situasi ini tak bisa dibiarkan berlarut. PT. PAU dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah semestinya hadir, bertanggung jawab, dan memastikan bahwa keberadaan proyek industri tidak merugikan warga yang telah lebih dulu menghuni wilayah ini.
Rasa keadilan tidak lahir dari pembangunan besar, melainkan dari perhatian pada hal-hal mendasar yang menyentuh langsung kehidupan warga seperti jalan di Dusun Kompanga ini.(*)
Discussion about this post