
KILASBANGGAI.COM,LUWUK-Korps HMI-Wati (KOHATI) Cabang Luwuk Banggai menyuarakan keprihatinan mendalam terkait ketimpangan gender yang masih mengakar kuat di berbagai sektor kehidupan masyarakat Kabupaten Banggai. Dalam diskusi yang berlangsung pada Forum LKK HMI Cabang Luwuk, Senin(28/7/2025), Kohati secara tegas mendorong pengarusutamaan gender (PUG) sebagai pendekatan strategis untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki di daerah tersebut.
Kohati Cabang Luwuk Banggai, Sukmawati Nang, menjelaskan bahwa ketimpangan gender bukan hanya sebatas minimnya representasi perempuan dalam kepemimpinan. Lebih jauh, isu ini mencakup keterbatasan akses yang setara terhadap pendidikan, ekonomi, layanan kesehatan, dan ruang partisipasi publik. Ia menekankan bahwa upaya penghapusan ketimpangan ini harus dilakukan secara sistematis melalui pengarusutamaan gender dalam setiap kebijakan pembangunan.
“Pengarusutamaan gender bukan sekadar jargon. Ini adalah pendekatan yang harus diinternalisasi dalam seluruh proses perencanaan dan pelaksanaan program pemerintah, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten,” tegas Sukmawati,Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, di sejumlah wilayah pesisir dan pedalaman Banggai, perempuan masih menghadapi berbagai bentuk diskriminasi yang kerap luput dari perhatian kebijakan. Mulai dari beban kerja domestik yang tidak dihargai, keterbatasan akses terhadap modal usaha, hingga kurangnya pelibatan perempuan dalam forum-forum pengambilan keputusan.
Sukmawati menambahkan bahwa rendahnya perspektif gender dalam penyusunan program daerah menjadi salah satu penyebab utama stagnasi dalam isu kesetaraan. Ia menekankan bahwa pengarusutamaan gender tidak bisa hanya diserahkan kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan. Sebaliknya, hal ini harus menjadi tanggung jawab seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).
“Kita tidak bisa bicara pembangunan inklusif jika setengah dari populasi masih terpinggirkan. Setiap kebijakan harus diuji: apakah ia berpihak dan memberikan ruang yang adil bagi perempuan?” tandasnya.
Kohati Cabang Luwuk Banggai juga mendesak Pemerintah Kabupaten Banggai untuk segera menyusun roadmap pengarusutamaan gender yang melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil, akademisi, tokoh adat, dan kelompok pemuda. Selain itu, Sukmawati juga menyoroti pentingnya pelatihan perspektif gender bagi aparatur desa dan ASN agar pemahaman soal kesetaraan tidak berhenti di level slogan semata.
Dengan semangat perubahan yang diusung oleh generasi muda, Kohati berharap pengarusutamaan gender tidak lagi menjadi isu pinggiran, melainkan menjadi arus utama dalam setiap proses pembangunan daerah. Bagi Sukmawati dan KOHATI, perjuangan kesetaraan bukanlah tugas satu kelompok, tetapi tanggung jawab bersama demi masa depan Banggai yang lebih adil bagi semua.(*)
Discussion about this post