KILASBANGGAI.COM, NUHON – Ikatan Mahasiswa Bunta, Nuhon & Simpang Raya (IMKBNS) mengambil sikap tegas dan tanpa kompromi terhadap rencana masuknya tambang di wilayah Kecamatan Nuhon.
Ketua IMKBNS, Syahrullah Timala, mengumumkan bahwa seluruh kader IMKBNS dan Dewan Pendiri organisasi akan turun langsung dalam aksi penolakan tambang pada Senin, 17 November 2025 di Kecamatan Nuhon.
Keputusan ini muncul setelah berbagai temuan dan keluhan masyarakat yang menilai bahwa investasi tambang berpotensi menghancurkan struktur sosial, lingkungan, serta ruang hidup masyarakat Nuhon.
Resiko kerusakan air, hilangnya lahan pertanian, terancamnya sektor perikanan, serta potensi konflik horizontal menjadi alasan kuat bagi IMKBNS untuk mengambil posisi garis depan. Kata syahrullah Sabtu (15/11/2025)
“Kami tidak akan membiarkan tanah ini dijual untuk kepentingan jangka pendek. Rakyat bukan tumbal investasi. Nuhon tidak boleh jadi korban keserakahan korporasi,” tegas Syahrullah Timala.
Kehadiran Dewan Pendiri IMKBNS dalam aksi ini menegaskan bahwa perjuangan menolak tambang bukan sekadar isu generasi saat ini, tetapi merupakan komitmen moral dan historis organisasi sejak dibentuk. Para pendiri, kader senior, hingga anggota aktif sepakat bahwa tambang tidak memberikan jaminan masa depan selain kerusakan ekologis dan potensi konflik yang panjang.
“Kami datang sebagai satu keluarga besar IMKBNS. Tidak ada yang berdiri sendiri. Jika tanah ini diganggu, maka kami semua akan berdiri melawan. Ini bukan sekadar aksi, ini sikap politik untuk menjaga ruang hidup masyarakat Nuhon,” ujar salah satu perwakilan Dewan Pendiri.
Aksi 17 November mendatang akan diikuti oleh berbagai elemen masyarakat: tokoh adat, pemuda, perempuan, kelompok tani, nelayan, serta pemerintahan desa yang telah menyatakan penolakan. IMKBNS menegaskan bahwa gerakan ini adalah bentuk konsolidasi besar antara mahasiswa dan rakyat, yang selama ini justru menjadi pihak paling rentan terdampak oleh aktivitas tambang.
“Kami berdiri bersama masyarakat. Jika suara rakyat tidak didengar, maka kami akan memastikan suara itu menggema lebih keras. Tidak ada ruang bagi tambang yang merusak di Nuhon,” tambah Syahrullah.
IMKBNS menyebut bahwa tanah, air, dan ruang hidup di Nuhon bukan hanya sumber penghidupan hari ini, tetapi juga milik generasi mendatang yang harus dilindungi. Kehadiran tambang dianggap tidak sebanding dengan kerugian sosial–ekologis yang akan ditinggalkan.
“Kami tidak butuh janji investasi yang merampas masa depan. Kami butuh tanah yang tetap hidup, sungai yang tetap mengalir, dan ruang hidup yang tetap aman untuk anak cucu kami. Jika tambang dipaksakan, maka perlawanan ini akan terus hidup. Kami tidak akan mundur selangkah pun,” tegas Syahrullah.
IMKBNS menyerukan kepada seluruh masyarakat Kecamatan Nuhon, pemerintah desa yang pro-lingkungan, dan seluruh pihak yang menolak tambang untuk hadir pada aksi 17 November. Aksi ini menjadi simbol bahwa rakyat tidak tinggal diam ketika wilayahnya terancam.
“Bangkitlah! Jaga tanahmu! Tidak ada yang akan menyelamatkan kita selain kita sendiri. 17 November adalah hari rakyat Nuhon menunjukkan bahwa tanah ini tidak untuk dijual. Kita lawan, kita pertahankan, dan kita menangkan!”












Discussion about this post