KILASBANGGAI.COM,BATUI SELATAN– Konflik agraria antara warga Desa Masing, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai dengan PT. Sawindo Cemerlang (SCEM) kembali memanas.
Persoalan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini tak kunjung menemukan titik terang, meski telah dibentuk Tim Kelompok Kerja (Pokja) Penyelesaian Konflik Agraria Kabupaten Banggai.
Afandi Bungalo, Sekretaris Umum GMNI Luwuk Banggai, menilai bahwa kinerja Tim Pokja jauh dari harapan. Ia menuding tim tersebut hanya sebatas formalitas dan tak menunjukkan ketegasan dalam menghadapi perusahaan.
“Tim Pokja seolah menganggap remeh persoalan sengketa lahan warga dengan PT. Sawindo. Mereka terus berdalih urusan administrasi, berulang-ulang, tanpa hasil nyata. Ketika konflik memanas, mereka berdalih bahwa sudah bekerja. Padahal, yang kami lihat, tak ada hasil apa-apa. Tim Pokja hanya omon-omon,” tegas Afandi, Senin (10/11/2025).
Afandi menambahkan, hingga kini belum ada langkah konkret untuk menyelesaikan konflik antara masyarakat Batui Selatan dan pihak perusahaan. Padahal, kasus ini telah lama menjadi keresahan warga karena menyangkut hak atas tanah yang menjadi sumber kehidupan mereka.
“Kalau benar mereka sudah bekerja, mana hasilnya? Kenapa konflik ini terus berulang dan masyarakat terus menjadi korban? Jangan berlindung di balik meja birokrasi,” lanjutnya.
GMNI Luwuk Banggai mendesak Pemerintah Kabupaten Banggai, khususnya Tim Pokja, untuk bertanggung jawab dan menunjukkan keseriusan dalam penyelesaian konflik agraria ini. Afandi menilai bahwa keberadaan tim tersebut tidak boleh hanya menjadi tameng politik atau formalitas belaka.
“Kita bicara soal keadilan rakyat. Jangan biarkan perusahaan semena-mena terhadap tanah warga. Pemerintah harus hadir, bukan sekadar memberi pernyataan,” tutup Afandi.
Konflik agraria antara warga Masing dan PT. Sawindo Cemerlang sendiri telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir, tanpa adanya penyelesaian yang berpihak pada masyarakat. (*)













Discussion about this post